tentang hide
June 25, 2010 § 2 Comments
Sebelumnya maafkan saya yang kembali membahas negara dunia maya terbesar saat ini (baca: facebook). Tapi dunia adimaya ini seringkali memunculkan feature-feature yang lumayan menyentil saya dalam konteks dunia nyata.
Yang namanya bermain di dunia maya cukup memakan waktu yang sebenarnya bisa digunakan untuk hal-hal lain yang lebih penting, tidur misalnya. Sampai setahun yang lalu saya menyadari bahwa keputusan untuk menghapus “teman” (syukur alhamdulillah selama ini mereka berasal dari golongan 2nd or 3rd degree friend) penghasil “sampah mata” karena berita yang-100%-menyebarkan-aura-negatif berhasil untuk menghemat sekian menit dari waktu berharga saya.
Sampai tiba kemunculan tombol hide di sudut kanan atas dari setiap news feed. Sungguh itu adalah hal yang jauh lebih jenius daripada feature unfollow dari si burung biru yang kadang-kadang jadi merembet ke dunia nyata (turut memperlihatkan kadar EQ manusia-manusia negara tercinta ini). Karena pada kenyataanya lo-asyik-di-dunia-nyata-belum-tentu-lo-asyik-di-dunia-maya adalah fakta yang benar-benar terjadi.
Hide, menyelesaikan semua masalah dengan smooth.
Hide ini muncul bukannya tanpa alasan, pasti ada riset serius sebelum hal ini diluncurkan. Dan riset serius ini menghasilkan analisa yang kurang lebih berisi : manusia egois di muka bumi ini tidak ingin tahu semua hal dari semua teman-temannya. Mereka hanya ingin tahu up date kehidupan 1-20 orang dari sekian ratus atau ribu teman-temannya. Dahulu kala teman punya satu arti sekarang teman sudah bermakna jamak dari teman beneran, rekan bisnis, kolega kantor, teman jumpa di perhelatan musik, dan teman-teman yang lain.
Kamu tidak perlu mendengarkan keluh kesah tanpa usaha dari seorang teman tanpa menghapus mereka dari lingkar pertemanan. Kamu tidak perlu lagi mengetahui kalau orang ini sedang berantem hebat dengan pacarnya sampai menggunakan kalimat made in “kebun binatang” tapi tetap bisa mengucapkan selamat ulang tahun tepat pada waktunya. Kamu tidak ketinggalan dengan berita putus-pacar baru-balikan dengan mantan-tunangan-kawin-lalu cerai-lalu kawin lagi tanpa perlu tahu laporan kegiatan dan makanan yang dia konsumsi 24 jam sehari. What a relieve isn’t it?
Dunia maya itu tidak nyata. Namanya saja maya.
Bukankah ada benda yang bernama jurnal? Untuk hal yang lebih pribadi dan terserah mau menulis 5 lembar penuh berisi keluhan dan sumpah serapah murahan.
Tentu saja pernyataan di atas ditujukan juga untuk diri saya sendiri yang lumayan hobi mengumbar ini dan itu *darn. Ada baiknya jurnal saya buka kembali (terakhir menulis di situ 2 tahun yang lalu) untuk menuliskan hal-hal yang berisifat “sampah” daripada menumpahkan mereka semua ke wadah yang bisa diakses oleh seluruh umat manusia di muka bumi (kecuali jika kamu menggunakan privacy setting yang benar).
*kembali membolak balik jurnal
Selamat memilah-milih privasi (dan makian dan keluhan) 🙂
hai lala, u’re so great both in drawing and writing.. like your thought about this ‘hide’ thing.. ^^
thank you hunz 🙂 masih belajar
mari meng-hide yg “kurang penting”